:: WELCOME TO MY BLOG, PLEASE COMMENT ::

Wednesday, January 11, 2012

( Wow Mantap !!! ) NASA Ternyata Gunakan Teknologi Made In Indonesia



Ada Teknologi Indonesia Di sini


Tak dinyana. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi buatan Indonesia, Yaitu teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan anak bangsa. ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. NASA mengembangkan sistem pemindai komponen dielektrik seperti embun yang menempel di dinding luar pesawat ulang-alik yang terbuat dari bahan keramik. Zat seperti itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada saat peluncuran karena perubahan suhu dan tekanan tinggi.



Adalah Warsito P. Taruno yang mengembangkan ECVT, bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.


Tidak itu saja, Warsito melalui Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology yang didirikannya telah memproduksi Robot bernama Sona CT x001, sebuah Robot yang dibekali dua lengan untuk memindai tabung gas. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta. Perusahaan migas Petronas juga tertarik pada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Edwar Technology juga mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, denagn nilai US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.

Indonesia Berhasil Ciptakan Mobil Paling Irit Di Asia

Indonesia berhasil meciptakan mobil paling irit se-Asia. Hal ini dibuktikan ketika Institut Teknologi Surabaya mempertahankan gelarnya sebagai perancang mobil paling irit dalam Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2011 yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia 7-9 Juli 2011.

Pada kategori Urban Concept, mobil “Sapu Angin 4″ buatan mahasiswa ITS berhasil mengumpulkan nilai efisiensi 149,8 kmpl (kilometer per liter) mengalahkan tujuh tim lainnya yang bersaing di kelas tersebut.

“Kuncinya ada pada peningkatan power pada mobil rancangan kami. Di samping itu, beban mobil juga kami buat seringan mungkin,” ujar manajer tim ITS 4, Eko Hardianto, yang ditemui Tempo setelah acara penerimaan hadiah, Sabtu, 9 Juli 2011.

Kemenangan tim ITS 4 dengan mobil Sapu Angin-nya kian lengkap setelah ditetapkan sebagai juara dalam kelas alternative-diesel fuel urban concept, karena menggunakan bahan bakar FAME (Fatty Acid Methyl Ester) atau biodiesel. “Kami menggunakan bahan bakar biodiesel karena lebih ramah lingkungan,” kata mahasiswa jurusan Teknik Mesin tersebut.

Indonesia mendominasi kelas Urban Concept setelah mobil Cikal Nusantara karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengukuhkan diri di tempat kedua dengan perolehan 116,7 kmpl. Sementara di tempat ketiga, tim ITS 3 dengan mobil Sapu Angin 3 melengkapi kemenangan Indonesia setelah membubuhkan 113 kmpl.

Sayang, pada kategori untuk kategori Futuristik (prototipe), mobil karya pelajar Indonesia masih tertinggal dari peserta negara lain. Di kategori mobil berbentuk kapsul luar angkasa ini, peserta asal Thailand, Luk Jao Mae Khlong Prapa, keluar sebagai juara setelah meraih 2.213 kmpl, sekaligus memecahkan rekor tahun lalu 1.522 kmpl yang dibuat tim asal Thailand lainnya, ATE 1.

Tim ITS 5 dengan mobil Sapu Angin 5 hanya berhasil mengumpulkan angka 353 kmpl dan berada di posisi 12. Disusul kemudian oleh tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung yang meraih 244 kmpl di tempat ke-13.

Selain penilaian keiritan mobil di dua kategori tersebut, beberapa peserta asal Indonesia juga mendapat penghargaan dari panitia. Cikal Nusantara karya mahasiswa ITB meraih penghargaan pada kelas gasoline fuel award.

Sementara tim Semart 1 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil memenangkan salah satu kategori bergengsi Technical Innovation Award. Dan tim Rakata dari ITB yang berhasil mendapatkan communication award.

Berikut spesifikasi dari 10 kendaraan hemat BBM ini

Kendaraan dari UI

1. Garuda Kesavha Evolution[/b]



Sasis: Semi monocoque
Bodi: fiberglass
panjang tinggi dan lebar: 273 cm, 80 cm dan 80 cm
wheelbase: 187 cm
berat tanpa pengemudi: 50 kg
rim: 14 inci
mesin: Suzuki Smash Titan 115 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 1.000 km per liter


2. Kalabia (Nama diambil dari bahasa Papua yang artinya Hiu)


Sasis: Semi monocoque
Bodi: fiber/akrilik
panjang tinggi dan lebar: 248 cm,120 cm dan 123 cm
wheelbase: 148 cm
berat tanpa pengemudi: 120 kg
rim: 14 inci
mesin: Shogun 125 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 500 km per liter



Kendaraan dari UGM

1. Semar Prototype




Sasis: Aluminium
Bodi: fiberglass
panjang tinggi dan lebar: 300 cm, 70 cm dan 110 cm
wheelbase: 160 cm
berat tanpa pengemudi: 50 kg
rim: 14 inci
mesin: 4 langkah, 1 silinder 90 derajat, 110 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: di atas 280 km per liter



2. Semar Urban



Sasis: Aluminium
Bodi: fiberglass
panjang tinggi dan lebar: 250 cm, 110 cm dan 125 cm
wheelbase: 137,5 cm
berat tanpa pengemudi: 100 kg
rim: 14 inci
mesin: 4 langkah, 1 silinder 100 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 300 km per liter



Kendaraan dari ITB

1. Cikal Nusantara




Sasis: Aluminium
Bodi: serat karbon
panjang tinggi dan lebar: 250 cm, 110 cm dan 128 cm
wheelbase: 100 cm
berat tanpa pengemudi: 150 kg
rim: 16 inci
mesin: ICE 110 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 100 km per liter



2. Rakata



Sasis: Full monocoque
Bodi: serat karbon
panjang tinggi dan lebar: 280 cm, 56 cm dan 77 cm
wheelbase: 104 cm
berat tanpa pengemudi: 60 kg
rim: 17 inci
mesin: 125 cc
Bahan bakar: etanol
Target di SEM: 600 km per liter



Kendaraan dari ITS

1. Sapu Angin 3



Sasis: Aluminium custom
Bodi: fiberglass/polyurethan foam
panjang tinggi dan lebar: 260 cm, 112 cm dan 125 cm
wheelbase: 150 cm
berat tanpa pengemudi: 90 kg
rim: 17 inci
mesin: Honda Revo 110 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 300 km per liter

"Kami sudah memperbaiki dari sisi elektronik dan berat kendaraan, sehingga kami harapkan nanti kami mendapat angka yang lebih baik," ujar team Manager ITS Anditya Yudhistira.


2. Sapu Angin 4:



Sasis; aluminium
bodi: fiberglass/polyurethan foam
panjang tinggi dan lebar: 260 cm, 112 cm dan 125 cm
wheelbase: 150 cm
berat tanpa pengemudi: 90 kg
rim: 17 inci
mesin: Mesin diesel 210 cc
Bahan bakar: solar
Target di SEM: 300 km per liter

"Ini satu-satunya mobil dari tim Indonesia yang memakai bahan bakar solar. Kami sudah melakukan perbaikan dari kestabilan dan titik berat yang merata," ujar Team Manager Eko Hardianto.



3. Sapu Angin 5



Sasis: Aluminium
Bodi: fiberglass/polyurethane foam
panjang tinggi dan lebar: 280 cm, 60 cm dan 108 cm
wheelbase: 149 cm
berat tanpa pengemudi: 40 kg
rim: 21 inci
mesin: Mesin Paijo 90 cc yang dikembangkan sendiri oleh mahasiswa ITS
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 1.500 km per liter, di SEM 2010 mencapai 234 km per liter.

"Unit controlnya sudah diperbaiki dan masalah kestabilan dipecahkan dengan menambah turning radius," ujar Team Manager Rahmad Hidayat.


Kendaraan dari Politeknik Negeri Pontianak (Polnep)


Sasis: st42
Bodi: fiberglass
panjang tinggi dan lebar: 312 cm, 70 cm dan 108 cm
wheelbase: 203,5 cm
berat tanpa pengemudi: 42,4 kg
rim: 16 inci
mesin: SOHC 4 langkah 35 cc
Bahan bakar: bensin
Target di SEM: 1.500 km per liter




Dan kita boleh berharap bahwa penerapan BBM irit ini tidak cuma terbatas pada mobil konsep semata, namun dapat diterapkan pada kendaraan harian. Semoga!

Ilustrasi Wujud Wanita Sempurna

BAGAIMANA MENURUT KALIAN ???

BRYAN. Powered by Blogger.

DAFTAR ISIAN

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More