Fungsi Awal Knalpot
Sejarahnya Fungsi knalpot adalah untuk meredam Hasil ledakan di ruang bakar
Ledakan pembakaran campuran bahan bakar dan udara berlangsung begitu cepat diruang bakar. Ledakan ini menimbulkan suara yang sangat bising. Untuk meredam suara tersebut /gas sisa hasil pembakaran yang keluar dari klep buang tidak langsung dilepas ke udara terbuka. Gas buang disalurkan terlebih dahulu ke dalam peredam suara atau muffler di dalam knalpot.
Inilah fungsi utama dari knalpot pada awalnya.
Spoiler for Perkembangan Teknologi terhadap Knalpot:
Berdasarkan riset2 dan temuan (di serkitar tahun 1950 an ) ternyata knalpot dapat difungsikan sebagai penambah tenaga pada Engine (tapi saat itu masih Engine 2 Tak)
Pada saat itu tepatnya di Jerman ditemukan sistim Chamber (knalpot yg tengahnya gendut) ==>mungkin kita sering lihat pada motor 2 tak (dan orang menyebutnya knalpot racing)
Sebenarnya ini adalah efek turbulensi yang dibuat optimal (karena udah belajar ginian jadi tau,bukan sok tau loh..he..he..tapi istilah tsb disebut chamber)
Cara kerja nya
Gas buang sisa pembakaran yang berkecepatan dan bertekanan sangat tinggi pada header pipe nya (leher Knalpot) dibuang dan berkumpul di perut knalpot, akibatnya lebih dari sebagian akan balik (efek turbulensi) ke header, membuat tekanan lebih tinggi lagi , menciptakan kompresi baru (yg lebih tinggi) sehingga power up hingga 30% ~ 35 %(untuk 2 tak) dengan hitungan yang tepat.
Hitungan gas buang ditentukan dengan satuan RE (Renold)
Pokok nya satuan ini menentukan bentuk aliran Fluida terhadap gas buang …jadi pendeknya ada Turbulen dan Laminer. Kalo hasil hitunganya > dari 2300 RE disebut Turbulen, tapi kalo < 2300 RE jadi laminer.
Turbulen berbentuk gelombang sedang laminer berbentuk garis lurus , pada gas buang sebenarnya masih terdapat sisa BBM yg belum terbakar jadi kalau turbulen (gelombang) akan membalikan sisa tersebut ke ruang bakar sehingga pembakaran akan bertambah sekaligus menciptakan tenaga daya dorong yang tinggi jadi kecepatan motor pun bertambah.
Pada Engine 4tak juga sama ,hanya saja pada Engine 2tak pembakaranya tidak lebih bersih sehingga kalau di turbulens (dikembalikan dibakar) materialnya lebih banyak dari 4tak.
Tenaga mesin bisa naik antara 10 hingga 20% bahkan 30% hanya dengan memakai knalpot high performance yang dirancang khusus dengan tujuan meningkatkan performa secara optimal.
Tapi, ini tentu tanpa melanggar ketentuan polusi suara yang diizinkan yang dihitung dengan alat pengukur kebisingan. Knalpot dengan suara mirip sepeda motor balap yang dijual di pasaran umum (tanpa hitungan, makanya murah) untuk berbagai merek tanpa mengerti teknologinya, di jamin tidak akan meningkatkan performa tenaga mesin. Hanya memperbesar desibel polusi suaranya (kebisingan suara), makanya harus berhati-hati dalam memilih knalpot pengganti (racing racingan).
Mengenai kebisingan sebenarnya bisa di atasi dengan silencer…jadi sekali lagi bising bukan berarti motor jadi kenceng (mungkin hanya perasaan saja kenceng)
Spoiler for KNALPOT RACING BERAPA DESIBEL???:
Tidak ada standard untuk itu (apa lagi di Indonesia) .
Sebenarnya harus riset dulu baru di sepakati. Standard 80 Desibel ~ 90 Desibel itu kan sebenarnya ambang batas polusi suara di Pabrik berdasarkan ISO 14001 atau ambang batas yg di ijinkan (walaupun belum jelas). Pada stationer dan RPM tinggi akan beda suaranya, yang pasti untuk mesin yang di gas (RPM tinggi) tdk mungkin dibawah 95db sedangkan suara gesekan ban pada jalan tol aja sudah 95 desibel…..ya kan? Jadi sekali lagi knalpot racing bukan berarti bersuara kencang….
“biker zone”
Spoiler for Gambar2 Knalpot Yang Secara Umum Beredar Di INDONESIA:
Spoiler for Yang Ga Lazim :hammers:
Yang Bisa Lebih Keren :maho
0 good:
Post a Comment