Ken
Kutaragi mendadak bersinar setelah sukses meluncurkan PlayStation di
seluruh dunia. Di saat yang berbarengan, video game dari Sony Corporate
mengalami kemerosotan dalam profit perusahaannya.
Sehingga bisa
dikatakan momen kelahiran PlayStation itu, menjadi angin segar disaat
perusahaan game terbesar seperti Sony itu mengalami keterpurukan. Nah,
sukses PlayStation yang menguasai pasar dunia itulah yang membawa Ken
Kutaragi kerap dijuluki “Si Bapak PlayStation”.
Terlebih setelah
sukses itu, tidak berselang lama, Ken melahirkan PlayStation generasi
berikutnya. Ada PlayStation 2, dan PlayStation 3, yang hingga kini masih
digandrungi para gamers seluruh dunia.
Selain di Sony, Ken yang
kelahiran 8 Agustus 1950 itu, juga pernah merancang prosesor suara untuk
Super Nintendo. Namun, dengan debutnya di Sony, dia berhasil mendesain
chip Very-large-scale integration (VLSI) yang bekerja dengan CPU PS1
untuk menangai proses rendering 3D.
Kini, dia menjadi sosok yang
diperhatikan oleh para analis finansial, lantaran kepiawaiannya, dalam
menciptakan produk game teranyar, PlayStation. Terlebih game besutannya
itu berhasil mendongkrak keuangan perusahaan (untung besar) yang
berkantor pusat di Jepang tersebut.
"Bapak PlayStation" ini juga
pernah menjabat sebagai President dan CEO Cyber AI Entertainment Inc,
serta pernah memimpin perusahaan seperti Kadokawa Group Holdings Inc,
Nokima Corporation serta Rakuten Inc.
Dijuluki "A++ Sejati"
Seperti
diketahui, Ken kecil adalah anak dari keluarga yang sederhana. Sejak
masih kanak-kanak, kedua orangtuanya sudah menempa Ken agar bisa
mengembangkan sesuatu yang bernilai kreativitas dalam bentuk apapun,
termasuk berbisnis.
Hal itulah yang ditunjukkan Ken, saat
keluarganya memiliki pabrik percetakan kecil di kota tempat dia
dibesarkan. Kutaragi yang masih berusia muda, waktu itu didorong kedua
orangtuanya untuk mengeksplorasi kemampuan mekanis di pabrik dan
sepulangnya dari sekolah, ia pun bekerja di pabrik tersebut.
Selain
tugasnya di pabrik milik orangtuanya, Kutaragi pun menjadi juara di
kelasnya. Ia dikenal teman-teman dan gurunya sebagai siswa yang rajin.
Bahkan, Kutaragi digambarkan sebagai seorang anak yang pintar, dengan
julukan "A++ sejati".
Motivasi tinggi menyertai Ken Kutaragi, dia
memiliki keinginan kuat untuk mengetahui seluk-beluk mesin. Ketika ia
berusia muda, dia juga sering membongkar mainan, hanya untuk memuaskan
dahaga rasa keingintahuannya dengan mengamati bagaimana mekanismenya,
sehingga mainan itu dapat bekerja.
Rasa keingintahuan Kutaragi
terhadap mesin maupun mainan sudah terlihat sejak kecil. Ia pun senang
bergelut dan mempelajari seluk-beluk elektronik. Kecintaannya terhadap
bidang elektronik, membuatnya terus mengembangkan diri dengan menuntut
ilmu di Denki Tsushin University dan ia pun memperoleh gelar
Electronics.
Tak berselang lama setelah kelulusannya, Kutaragi
mulai bekerja untuk Sony di laboratorium penelitian digital. Kutaragi
merasa bekerja di laboratorium tersebut adalah sebuah keputusan yang
tepat, ia pun berpikir bahwa bekerja di Sony merupakan sesuatu yang
sebutnya sebagai "Jalur Cepat". Kutaragi pun segera mendapatkan reputasi
sebagai problem solver (pemecah masalah) di tempat kerjanya.
Kutaragi
merupakan insinyur yang terus berpikir ke depan. Ia juga sukses
menelurkan berbagai karya atau projeknya, seperti mengembangkan
teknologi liquid crystal displays (LCD) dan kamera digital.
Peran Ken di Industri Game
Akhir
tahun 1980-an, Ken Kutaragi menyaksikan saudara perempuannya memainkan
Famicom, yakni konsol game "jadul" keluaran Nintendo. Sejak saat itu,
Kutaragi kepincut untuk bisa merealisasikan bahwa suatu hari ia pun
dapat mengembangkan konsol game buatannya.
Pada suatu waktu,
Eksekutif Sony memiliki ketertarikan dalam video game. Di sisi lain,
ketika Nintendo menyatakan perlunya chip suara wave-table untuk sistem
16-bit miliknya, Kutaragi diminta langsung untuk menangani projek
tersebut.
Bekerja secara rahasia, Kutaragi mendesain dan
membangun chip, SPC700. Ketika mengetahui apa yang dikerjakan Ken
Kutaragi, Direksi Eksekutif Sony ketika itu sangat marah. Hanya Norio
Ohga, yang menjabat sebagai CEO Sony pada kala itu, yang membantu Ken
Kutaragi mendorong projek tersebut dan terus mempertahankan
pekerjaannya.
Saat Ken Kutaragi bekerja dengan Nintendo, di pihak
Sony, game masih dianggap sebagai tren dan sesuatu yang dipandang
rendah. Meskipun ketika itu, Sony tampak memusuhi video game, namun
Kutaragi berhasil membujuk Sony untuk mendanai penelitian tentang Super
Famicom CD. Upaya ini pada akhirnya menjadi cikal-bakal dan kemudian
menghasilkan sebuah perangkat yang disebut "PlayStation".
Konsol
game tersebut, kompatibel dengan game Super Famicom dan software yang
dirilis dalam format baru, bernama Super CD. Akan tetapi, kemitraan
antara Sony dan Nintendo mengalami gangguan, lantaran perbedaan pendapat
perizinan. Meskipun demikian, Kutaragi dan Sony terus mengembangkan
konsol mereka sendiri.
Walaupun dianggap sebagai pertaruhan
berisiko oleh eksekutif Sony lainnya, Ken Kutaragi sekali lagi mendapat
dukungan penuh dari Sony CEO Norio Ohga. Beberapa tahun kemudian,
perusahaan telah meluncurkan original PlayStation.
Saturday, November 3, 2012
"Si Bapak" PlayStation Dunia
BRYAN. Powered by Blogger.
DAFTAR ISIAN
-
▼
2012
(176)
-
▼
November
(31)
-
▼
Nov 03
(12)
- 10 Terowongan Terunik di Dunia
- 7 Parasit Paling Menyusahkan di Dunia
- Mobil Ini Jadi Rebutan Anak Muda Kaya di RI
- Eka Tjipta Widaja Jadi Orang Paling Kaya di Indonesia
- "Si Bapak" PlayStation Dunia
- 10 Tips Menyejukkan Kamar Agan Tanpa AC !!
- 10 Danau Terbesar di Indonesia
- ::..gara-gara tes ini gue gagal masuk kerja..::
- 5 Primata Berambut Unik ala Korean Style
- Foto Mobil yang membuat polisi tidak berwibawa
- Para Artis Dunia Dapat Hidayah Masuk Islam
- Musuh Besar Islam Yang Dapat Hidayah
-
▼
Nov 03
(12)
-
▼
November
(31)
0 good:
Post a Comment