SAHABAT JADI CINTA
Pandu, sahabat swaktu aku masih berseragam putih biru. Sahabat dekat banget. Kedekatan yang bikin gosip bahwa aku dan pandu pacaran tidak pernah surut. Tapi entah kenapa aku dan dia, bisa cuek beibeh dengan gosip itu. Benar benar menerapkan prinsip anjing menggonggong kaflah berlalu. Aku merasa nyaman dengan pandu dan pandu pernah bilang kalau dia nyaman bareng aku. Nyaman bersahabat tapi enggak bikin aku dan dia pacaran. Selama itu pula, kami jomblo. Pernah sih kamu membahas soal kemungkinan pacaran.
Tapi kami justru merasa aneh lalu tertawa terpingkal pingkat sampai sakit perut. Kami pun berfikir hanya akan menjadi sahabat.
Lulus smp, pandu melanjutkan SMA di bandung, sementara mimpiku untuk sekolah SMA di luar kota harus di kubur dalam dalam. Papa mengahruskanku tetap sekolah di ungaran. Kehilangan pandu itu pasti, tapi hidup harus berlanjut toh? Lagipula, ini era komunikasi, nggak perlu menyuruh merpati untuk bertukar pesan dengan sahabat.
Tetang perkawananmu dengan pandu, aku sudah mendapat kepastian dari yang bersangkutan. Abi mayu – panggilan akrabmu, Bie – adalah teman SMA pandu. Jangan khawatir dia baik kok. Itu kata pandu melalui pesan pendek waktu itu. Aku memang sengaja bertanya pada pandu. Ya – lah, masa tanya nya di friendster pandu yang nggak di kunci itu. Nanti terbaca dong sama Bie.
Aku memang merasa perlu memastikan hal itu sebelum menerimanya sebai teman. Bukan apa apa, aku hanya ingin berhati – hati. Ini penting untuk antisipasi. Hihihihi, paranoid ? Mungkin. Tapi kalau enggak hati hati pertemanan yang berawal dari ruang maya bisa menjerumuskan kita dalam kesengsaraan.
Buktinya, saya pernah membaca atau mendengar berita kriminal tentang seseorang yang ditipu atau diperkosa teman chattingan nya sesaat setelah mereka bertemu kali pertama, memangsih, tidak selalu begitu. Banyak juga perkenalan melalui internet berujung pada kisah menyenangkan seperti mendapatkan jodoh atau peluang bisnis. Tapi percayalah, daripada menyesal kemudian hari mending kita hati hati. Bagaimanapun, internet bisa di umpamakan sebagi rimba raya yang berisi makhluk baik, jahat maupun netral.
Dan bis kamu adalah salah satu sekian yang kuperoleh melalui internet. Di friendster, kamu memang baru bilang ingin kenalan. Tapi pandu bilang, kamu ingain mengenalku setelah melihat lukisan yang aku berikan pada pandu. Lukisan yang ku berikan sebagai kenang kenangan sebelum ia berangkat ke bandung. Dari friendster kita berlanjut ke MXIT. Disana baru kamu bilang apa yang sudah ku tahu dari pandu.
Lalu kita migrasi ke facebook, tidak terasa 1 tahun kita bersahabat. Sudah banyak sekali perbincangan yang kita dedahkan di ruang maya. Dengan mu aku merasa nyaman curhant atau ledek ledekan seru. Aku justru merasa lebih dekat dengan kamu di bandingkan dengan pandu yang sekarang sudah punya pacar.
Kedekatan tanpa pernah bertemu secara langsung. Padahal, seberapa jauh sih bandung – ungaran? Jelas tidak sepanjang jarak jakarta – new york. Dengan pesawat udara, paling hanya sekitar 1 jam terbang. Tapi setahuku enggak ada pesawt dengan rute bandung – ungaran dan sebaliknya. Kalaulah naik bus atau kereta api, hanya butuh waktu sehari atau semalam dengan catatan tidak ada gangguan di perjalanan.
Tapi entahlah, mungkin justru karena tidak bertemu maka kedekatan ini terjalin. Seperti kamu bilang, setiap kejadian terbangun atas sejarahnya sendiri. Kelak, persahabatan kita akan menjadi bukti sejarah tentang kemampuan teknologi menghubungkan orang.
Aku sedang memikirkanhal itu ketika sebuah pesan pendek masuk ke telepon genggamku.
“yem......aku dalam perjalanan ke ungaran naik kereta api. Besok kita ketemu ya?”
aku kaget. Besok??? aku mendadak panas dingin ada kegembiraan meluap, tapi juga kegugupan teramat sangan. Why? Why? Why? Apakah aku telah jatuh cinta pada Bie ?.
0 good:
Post a Comment